Capital Asset Pricing Model (CAPM)

 Assalamu'alaikum teman-teman

Dikesempatan kali ini saya akan menjelaskan sedikit materi dari "Capital Asset Pricing Model". Yuk kita simak





Pengertian Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Model penetapan harga asset modal (CAPM) adalah sebuah alat untuk memprediksi keseimbangan imbal hasil yang diharapkan dari suatu asset beresiko. Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM merupakan pengembangan teori portofolio yang dikemukan oleh Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk).

Capital Asset Pricing Model (CAPM) pertama kali diperkenalkan oleh Treynor (1961), Sharpe (1964), dan Lintner (1965). Sharpe et., al. (2005:405) mengungkapkan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan model penetapan harga aktiva equilibrium yang menyatakan bahwa ekspektasi return atas sekuritas tertentu adalah fungsi linear positif dari sensitivitas sekuritas terhadap perubahan return portofolio pasarnya.


Asumsi-asumsi Capital Asset Pricing Model (CAPM)

  • Investor akan men-diversifikasikan portofolionya dan memilih portofolio yang optimal sesuai dengan garis portofolio efisien.
  • Semua investor mempunyai distribusi probabilitas tingkat return masa depan yang identik.
  • Semua investor memiliki periode waktu yang sama.
  • Semua investor dapat menjamin atau meminjamkan uang pada tingkat return yang bebas resiko.
  • Tidak ada biaya transaksi, pajak pendapatan, dan inflasi.
  • Terdapat banyak sekali investor, sehingga tidak ada investor tunggal yang dapat mempengaruhi harga sekuritas. Semua investor adalah price taker.
  • Pasar dalam keadaan seimbang (equilibrium).

Resiko dan Return

  • Market Risk (risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk, nilai investasi akan menjadi turun ketika suku bunga meningkat mengakibatkan pemilik investasi mengalami capital loss.
  • Reinvestment risk, risiko yang disebabkan sebuah aset akan memiliki yield yang lebih sedikit pada beberapa waktu di masa yang akan datang.
  • Default risk. Risiko apabila penerbit aset gagal membayar bunga atau bahkan pokok aset.
  • Inflation risk. Risiko menurunya nilai riil aset karena inflasi.
  • Currency risk. Risiko menurunnya nilai aset karena penurunan nilai tukar mata uang yang dipakai oleh aset.
  • Political risk. Risiko menurunya nilai aset karena perubahan dalam peraturan atau hukum karena perubahan kebijakan pemerintah atau perubahan penguasa.

Pembentukan Model Capital Asset Pricing Model (CAMP)




Keterangan:

  1. Perhatikan titik M, ini merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan pada portofolio pasar sebesar E(Rm) dengan risiko sebesar βm = 1 (satu).  
  2. Security Market Line (SML) merupakan garis pasar sekuritas yang menunjukkan bahwa risk and return berhubungan positif linear. Perhatikan SML sebelah kiri titik M. Semakin kecil risiko sistematis (β), maka expected return portofolio atau sekuritas tersebut akan semakin kecil. Sementara itu, SML sebelah kanan titik M menunjukkan bahwa semakin besar β, maka expected return portofolio atau sekuritas tersebut akan semakin besar. 
  3. Rf merupakan risk free rate atau disebut pula sebagai investasi bebas risiko. Di Indonesia Rf dapat diwakilkan dengan suku bunga deposito atau BI Rate. Perhatikan posisi Rf yaitu berada pada β = 0 (nol). Selain itu, SML dimulai dari titik Rf sehingga Rf merupakan intercept dari SML. 
  4. Risk Premium merupakan selisih dari Expected Return Market dengan Risk Free Rate. Hal ini menandakan bahwa risk premium merupakan kelebihan yang akan diterima investor apabila berinvestasi pada aset berisiko dengan risiko sebesar β. Sehingga, Risk Premium merupakan Slope dari SML.


Persamaan Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) adalah:

Rs = Rf + Rp

Keterangan:

Rs = Expected Return on a given risky security

Rf = Risk-free rate

Rp = Risk premium

Bila nilai β = 1 artinya adanya hubungan yang sempurna dengan kinerja seluruh pasar seperti yang diukur indek pasar (market index), contohnya nilai yang diukur oleh Dow-Jones Industrials dan Standard and Poor’s 500-stock-index. Hubungan ini dapat digambarkan dalam contoh pada gambar.

β adalah ukuran dari hubungan paralel dari sebuah saham biasa dengan seluruh tren dalam pasar saham.

Bila β > 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada pasar.

β < 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah daripada indek pasar secara umum (general market index).

Perubahan persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) dengan memasukan faktor β dinyatakan sebagai:

RS = Rf + βs (Rm – Rf)


Keterangan:

RS = Expected Return on a given risky security

Rf = Risk-free rate

Rm = Expected return on the stock market as a whole

βs = Stock’s beta, yang dihitung berdasarkan waktu tertentu

CAPM bertahan bahwa harga saham tidak akan dipengaruhi oleh unsystematic risk, dan saham yang menawarkan risiko yang relatif lebih tinggi (higher βs) akan dihargai relatif lebih daripada saham yang menawarkan risiko lebih rendah (lower βs). Riset empiris mendukung argumen mengenai βs sebagai prediktor yang baik untuk memprediksi nilai saham di masa yang akan datang (future stock prices).

CAPM dikritik sebagai penyebab masalah kompetisi di Amerika Serikat. Manajer di sebuah perusahaan di Amerika Serikat yang menggunakan CAPM terpaksa membuat investasi yang aman dalam jangka pendek dan perolehannya dapat diprediksi dalam jangka pendek daripada investasi yang aman dan perolehan dalam jangka panjang. Para peneliti telah menggunakan CAPM untuk menguji hipotesa yang berhubungan dengan hipotesa pasar efisien.


Aplikasi CAPM

Model yang dikembangkan CAPM menjelaskan bahwa tingkat return yang diharapkan adalah penjumlahan dari return aset bebas risiko dan premium risiko. Premium risiko dihitung dari beta dikalikan dengan premium risiko pasar yang diharapkan. Premium risiko pasar sendiri dihitung dari tingkat return pasar yang diharapkan dikurangi dengan tingkat return aset bebas risiko. Bentuk matematika CAPM:

Rs = Rf + βs (Rm – Rf)

Rf biasanya didekati dengan tingkat return suku bunga bank sentral, di Indonesia umumnya risk free aset didekati dengan tingkat return suku bunga Bank Indonesia.

βs didekati dengan menghitung data time series saham dengan data return pasarnya. Penjelasan mengenai cara menghitung beta disertakan di bagian akhir artikel ini.

Rm didapatkan dengan meramalkan return IHSG. Banyak mahasiswa yang bingung mendapatkan nilai Rm yang negatif, biasanya mereka menghitung IHSG dengan cara memprediksi historisnya yaitu dengan membandingkan return IHSG tahun x dengan return IHSG tahun x-1. Dari definisi CAPM bahwa Rm adalah tingkat return pasar yang diharapkan, bukan tingkat return pasar yang periode yang lalu. Untuk mendapatkan nilai Rm tentunya harus dapat memprediksi berapa tingkat return IHSG yang diharapkan. Salah satu cara memprediksi IHSG adalah dengan cara analisis faktor. Di sini anda harus melakukan studi empiris, anda harus menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG, kemudian membuat persamaan regresi dari IHSG dan faktor yang mempengaruhinya. Dan terakhir anda harus memprediksi nilai dari faktor yang mempengaruhi IHSG untuk x periode yang anda tentukan. Cara lainnya adalah menggunakan nilai IHSG dari hasil penelitian empiris dari peneliti lain.


Contoh Aplikasi Menghitung Rs

Suatu sekuritas x yang mempunyai Expected Return 0.27 (27% per tahun) dan nilai betanya 1.2, apakah sekuritas x ini layak di beli atau tidak?

Rs = Rf + βs (Rm – Rf)

Rf = misal SBI 1 bulan saat ini adalah 0.06 (6% per tahun)

Rm = misal return IHSG yang diharapkan saat ini adalah 0.26 (26% per tahun, didapatkan dengan cara memprediksi return)

βs = 1.2

Sehingga:

Rs = 0.06 + 1.2 (0.26 - 0.06)

Rs = 0.06 + 1.2 (0.2)

Rs = 0.06 + 0.24

Rs = 0.3 (30%)

Kesimpulan, dengan nilai beta 1.2, apabila return yang diperoleh hanya 27%, maka harga sekuritas terlalu mahal, karena return wajarnya adalah 30%.


Kelebihan Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Dalam penggunaannya, CAPM memiliki kelebihan tersendiri dalam mengestimasi return saham. Kelebihan tersebut sebagai berikut:

  • Dapat digunakan untuk perhitungan jangka panjang
  • Data yang dibutuhkan mudah di dapatkan.
  • Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengestimasi return.

Kekurangan Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Sebagai suatu model asset pricing yang cukup mudah digunakan, CAPM memiliki kekurangan yaitu hanya memperhitungkan market risk sebagai risiko tunggal dalam mengestimasi return saham. Dengan demikian, hasil estimasi kurang akurat.

Komentar